Selasa, 05 Juni 2012

CERITA KING LEO DARI KECIL HINGGA SEKARANG.

'

Messi, Si Tomat Merah Penguasa sepak bola.

Pagi di musim dingin 24 Juni 1987 silam, pecah tangis seorang bayi yang baru melek melihat dunia. Di salah satu ruangan kamar rumah sakit Giuseppe Garibaldi di Rosario, Argentina itu satu keluarga sederhana merasakan lega yang luar biasa karena si jabang bayi terlahir dalam keadaan sehat.

Bayi ini lahir dari pasangan keluarga sederhana, Jorge (29) dan Celia (27). Ini adalah buah hati ketiga pasangan tersebut setelah dikaruniai dua orang putra; Rodrigo dan Matias, yang saat itu masih berumur tujuh dan lima tahun.

Saat mengandung anak ketiganya, Celia yang memiliki darah keturunan Italia sebenarnya berharap bisa memiliki anak perempuan setelah dua orang anak sebelumnya berjenis kelamin laki-kali. Tapi takdir berbicara lain, Celia dikaruniai turunan ketiganya juga berkelamin pria.


Proses kelahiran putra ketiga pasangan yang menikah pada 17 Juni 1978 ini berlangsung tidak sempurna. Komplikasi muncul, janin berada dalam kondisi gawat. Gyanecologist Norbeto Odetto yang memimpin proses persalinan memutuskan untuk melakukan induksi dalam rangka menghindari efek yang berlangsung pada bayi.

Wajah pucat mulai terlihat di raut muka Jorge setelah dokter berkata kepadanya akan mengeluarkan sang bayi melalui proses pembedahan perut sang ibu dengan gunting tajam. Terbayang dalam pikiran Jorge seketika kejadian-kejadian mengerikan seperti di film horor.

Beberapa jam kemudian setelah proses pembedahan dan jahitan terakhir sang ibu rampung, lahirlah Lionel Andres Messi sekitar pukul enam pagi. Bayi kemudian diketahui memiliki berat badan tiga kilogram dengan ukuran panjang hanya 47 centimeter.

Tentu ini bukan ukuran ideal untuk seorang jabang bayi. Saat pertama kali melihat Messi, dua orangtuanya cukup kaget menggambarkan postur Messi yang kecil dan agak bulat hampir menyerupai buah tomat merah.

Namun kegelisahan itu segera terusir dengan berganti kebahagian setelah anggota baru keluarga miskin itu berubah warna menjadi pink dan dinyatakan berada dalam kondisi sehat. Dengan segala keterbatasan yang ada, Messi lalu tumbuh berkembang dalam pelukan keluarga sederhana.

Jorge hanyalah seorang pekerja pabrik baja, dan Celia bekerja sebagai pembersih paruh waktu. Dengan profesi kedua orang tuanya yang sangat memprihatinkan sangat mustahil bagi Messi hidup dalam keadaan bergelimang kemegahan sejak usia dini.

Faktor ini yang membuat orangtua Messi menyerah pada keadaan. Keduanya tidak mampu membuat Messi terlepas dari penyakit hormonal yang bisa mengganggu pertumbuhannya selayaknya anak-anak lain yang lahir dalam kondisi normal.

Penyebabnya tak lain karena orangtua Messi harus mengeluarkan uang sebesar 900 euro per bulan atau kira-kira Rp 11 juta untuk melakukan suntik hormon agar sang anak mungil bisa berpostur ideal.

Di tengah kondisi terjepit tersebut Messi kecil tetap melakoni kehidupan sehari-harinya dengan gembira. Sebagaimana kultur Argentina yang menjadikan sepakbola sebagai permainan sehari-hari, Messi rajin bermain bola dengan kawan-kawan sebayanya di salah satu kawasan kecil berjarak 320 kilometer dari ibukota Argentina, Buenos Aires, tersebut.

Saat memasuki usia lima tahun, Messi mulai belajar bola ke tempat yang lebih bagus. Dia ikut berlatih di klub Newell’s Old Boys, salah satu klub di Rosario. Dalam sebuah foto karier pribadi, Messi terlihat paling kecil dan pendek di antara rekan-rekan sebayanya.

Meski sangat kecil, namun bakat Messi mengolah si kulit bundar sudah kelihatan. Ia memiliki bakat alami yang luar biasa dengan gaya gocekan maut.

Aksi Messi kecil ini pada akhirnya memikat perhatian pencari bakat Barcelona, Charly Rexach, yang saat itu berkunjung ke Rosario. Di sinilah awal kehidupan Messi dimulai.

Pertama ke Eropa

Sebelas tahun lalu tepatnya pada 14 Desember 2000 bisa dikatakan hari paling penting dalam sejarah Barcelona khusunya Messi. Pada hari itu, bocah kecil dengan postur pendek berusia 13 tahun turun dari pesawat di Bandara El Prat, Barcelona.

Sang bocah masih terlihat imut dan lugu. Ia berjalan menyusuri kemegahan bandara salah satu kota yang sengaja di desain nyentrik tersebut. Artistik setiap pojok kawasan Catalonia tak perlu disangsikan lagi. Inilah salah satu kota di Spanyol yang selalu jadi tujuan para pelancong.

Dengan dibarengi ayahnya dan seorang pria bernama Horacio Gaggioli (agen Messi), tak ada seorang pun yang terkesan dengan kedatangan dua pria dan bocah mungil tersebut. Maklum, ini adalah kunjungan pertamanya ke Barcelona.

Selepas dari bandara, Messi kecil yang kesehariannya hidup dengan penuh keterbatasan di kampung halamannya, Rosario, Argentina, kemudian menuju sebuah istana megah bernama La Masia, markas penggemblengan bakat-bakat muda klub Barcelona.

Kedatangan Messi tidak serta merta langsung diterima. Staff Tim Catalan pesimistis setelah melihat postur Messi yang terlalu kecil dan pendek. Pesimisme makin meningkat setelah Messi diketahui menderita penyakit hormonal.

Risiko besar juga akan ditanggung Barca bila merekrut Messi. Institusi Barcelona harus membiayai perawatan medis 900 euro per bulan atau Rp 11 juta untuk pertumbuhan fisik si Messi.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Tim Catalan tidak menjadikan Messi sebagai prioritas utama bahkan hampir diputuskan agar dikembalikan lagi ke Argentina. Ayah Messi langsung marah, dia lelah dan mengancam akan langsung kembali ke Buenos Aires saat itu juga.

Namun Rexach lagi-lagi jadi juru selamat Messi. Di hadapan Josep Minguell dan Horacio Gaggioli, direktur olahraga Barcelona itu bersedia memberikan kontrak kepada Messi dengan jaminan langsung dari Rexach, sesuai dengan jumlah yang disepakati saat itu.

Kini apa yang terjadi setelah Messi berumur 24 tahun? Si Tomat Merah telah menguasai dunia di usianya yang masih sangat belia. Tiga kali penghargaan pemain terbaik Eropa “Ballon D’or ” diraihnya berturut-turut dalam tiga tahun terakhir.

Sederetan piala telah dipesembahkan Messi buat Barcelona. Terhitang selama tahun 2011 lima dari serangkaian titel kolektif direngkuhnya, dengan menjuarai La Liga, Liga Champions, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, serta Piala Dunia Klub.

“Saya merasa sangat terhormat meraih gelar ini. Saya ingin berbagi dengan semua orang yang membantuku, terutama teman-teman di tim dan pelatih,” kata Messi seusai menerima penghargaan Ballon d’Or 2011 di Gala FIFA Zurich, Swiss, Selasa (10/1) dini hari.

Nyaris tak ada yang bisa membantah kehebatan sang Messiah. “Messi adalah paket yang lengkap. Dia butuh memiliki tim seperti Barcelona dan dia adalah seorang pembunuh di dalam jiwanya,” ucap Presiden UEFA, Michel Platini, dikutip AFP.

Messi berhasil menyamai prestasi legenda sepakbola dunia yang pernah tiga kali memenangi gelar pemain terbaik. Mereka adalah Johan Cruyff (1971, 1973, dan 1974), Michel Platini (1983, 1984, dan 1985), serta Marco Van Basten (1988, 1989, dan 1992).

Sejak pemilihan pemain terbaik dunia digelar FIFA tahun 1991, Ronaldo juga meraihnya tiga kali (1996, 1997, dan 2002), lalu Zinedine Zidane (1998, 2000, dan 2003).

Satu hal yang perlu ditiru dari Messi adalah sikap rendah hatinya. Ia tidak pernah terlihat sombong meski telah ditasbihkan sebagai penguasa dunia.

Di masa keemasan kariernya, Messi tetap menunduk dan bahkan menghargai jasa rekan- rekannya terutama gelandang Barcelona, Xavi Hernandez, yang dinilainya memiliki pengaruh besar dalam raihan semua penghargaan.

“Ini sangat spesial. Terkhusus, aku ingin membelahnya buat rekanku, Xavi,” kata Messi dengan mata berbinar-binar. Adapun Xavi hanya kebagian posisi ketiga terbaik dunia setelah Messi dan Cristiano Ronaldo.

Pelatih Barca, Pep Guardiola, tak lupa memberi pujian kepada Messi. “Tanpa Leo tak satu pun dari gelar tersebut mungkin diraih,” begitu ujar Guardiola yang juga kecipratan meraih penghargaan sebagai Pelatih Terbaik Dunia 2011 dengan mengungguli Sir Alex Ferguson dan Jose Mourinho.

Bagi Guardiola, ini adalah gelar pertamanya. Bersama Messi, ia telah menjadikan Barca sebagai tim terbaik dunia dengan gaya khas tiki-taka yang kesohor dan telah menyihir dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Cules De La Blaugrana | All Rights Reserved
Designed ByImuzcorner | Powered ByBlogger | FCB Blogger Template ByFree Blogger Template